Rabu, 25 Agustus 2010

Kronologi Penyambutan Jenazah Urwah

Alhamdulillah, setelah rombongan sampai di desa Mijen kecamatan Kaliwungu-Kudus. Rombongan segera diterima oleh panitia setempat dan ditempatkan di masjid Al-Hikmah yang terletak tepat di depan rumah Asy-Syahid Ustadz Urwah alias Bagus Budi Pranoto.

Pada malam harinya menjelang Isya’ perwakilan tim takziyah dari kota Solo yang terdiri dari komponen Majalah Ansharut Tauhid, Muslim Daily, Tim Hisbah Front Amar Makruf Nahi Munkar Solo dan sejumlah perwakilan pondok-pondok pesantren di jawa tengah berkesempatan untuk berkoordinasi sekaligus bersilaturrahmi dengan perwakilan keluarga Asy-Syahid Al-Ustadz Urwah alias Bagus Budi Pranoto.

Awalnya, perbincangan antara tim Takziyah dari kota Solo berlangsung ramah sebagaimana biasa. Namun, pembicaraan menjadi sangat serius ketika membahas tentang pembagian tugas dan adanya pengakuan dari perwakilan dari keluarga Urwah bahwa mereka terikat dan mengalami tekanan dari pihak Polres Kudus dan Kades Mijen.

Setelah tim menanyakan apa bentuk persyaratan yang ‘menekan’ tersebut, akhirnya pihak keluarga pun segera menyajikan secarik kertas bertuliskan tangan dan bermaterai
  1. Sanggup Menjaga dari segi keamanan
  2. Tidak ada spanduk/slogan berbentuk apapun dari awal sampai akhir
  3. Upacara jenazah diserahkan kepada aparat desa Mijen
  4. Orang di luar penduduk Mijen baik Ulama’ atau tokoh masyarakat dilarang menangani segala hal dalam pemakaman.
  5. Dilarang memakai atribut organisasi dan atau sejenisnya yang bisa menimbulkan kerawanan masyarakat.
Anehnya, pihak keluarga kemudian menafsirkan syarat dari aparat tersebut. Khususnya poin ketiga dengan meminta kepada seluruh takziyah, agar tidak mengucapkan kalimat takbir pada seluruh prosesi pemakaman jenazah.
Permintaan ini jelas menjadi satu tuntutan yang aneh dan tidak masuk akal. Betapa tidak, bagi keluarga, saudara, teman atau family yang merasa ditinggalkan jenazah tentunya akan merasa bahagia ketika jenazah tersebut tiba dengan selamat sampai di rumah duka.

Tentunya, tak salah jika keluarga, family dan murid-murid asy-syahid kemudian merasa bahagia dan berucap syukur atas kebesaran Allah dengan sampainya jasad syuhada tersebut. Apakah salah jika para pelayat berbahagia kemudian diteruskan dengan membesarkan nama Allah?

Tapi sayang seribu sayang, agaknya atmosfer ketakutan dan ketertekanan telah sedemikian menghantui perwakilan keluarga asy-syahid Urwah tersebut, sehingga membuat mereka tak mampu melawan tekanan aparat thaghut tersebut sedikitpun.

Walhasil, upaya yang dilakukan oleh perwakilan para pelayat untuk memperkuat moral perwakilan keluarga asy-syahid Urwah berujung pada kesia-siaan.

Meskipun sebelumnya perwakilan para pelayat telah rela membatalkan keterlibatan ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang sedianya diminta oleh ayahanda asy-syahid (Bp. Ismanto) untuk mengampu khutbah dan menjadi imam shalat. Dan membatalkan pemasangan aneka spanduk penyambutan jenazah yang telah disiapkan, namun pihak keluarga tetap saja terbelenggu dalam ketakutan mereka terhadap tekanan para aparat thaghut. Dengan tetap saja melarang mengucapkan kalimat takbir.

Akhirnya, perwakilan pelayat tetap berusaha mengerti sembari mengingatkan bahwa pekik takbir adalah satu hal yang spontan muncul dan tidak bisa dihambat begitu saja. Hal ini merupakan reaksi spontan manusia yang tunduk dan takut kepada Rabbnya.

Beberapa waktu kemudian, datanglah berita bahwa mobil jenazah telah sampai di Kudus. Panitia penyambutan jenazah yang telah dibentuk oleh perwakilan keluarga pun segera membuat pagar betis. Beberapa saat kemudian terdengar suara sirine meraung pelan dan mobil jenazah pun masuk ke desa Mijen.

Para petugas pengusung keranda jenazah pun segera bersiap memikul keranda jenazah dan segera bergerak menuju rumah duka. Para pelayat pun tak kuasa menahan decak kagum tatkala bau harum menyeruak ke segala penjuru dan tak ayal, sebagaimana yang telah diduga sebelumnya dan entah siapa yang memulai, tiba-tiba kumandang takbir telah terdengar dan disambut gema takbir yang semakin menggema di kompleks rumah duka.

Situasi pun semakin hanyut dalam kegembiraan, dan gema takbir pun semakin bersahutan tatkala para pelayat melihat satu fenomena keajaiban makhluk Allah di langit berupa sinar bulan yang terang benderang dan mengeluarkan pijaran melingkar disusul terbentuknya lafadz Allah yang dibentuk oleh awan yang mengelilingi bulan tersebut.

Yang lebih fenomenal lagi, lafadz Allah tersebut kemudian semakin lengkap dengan membentuk formasi huruf laa ilaaha illallaah dalam bahasa arab, yang semakin membuat para pelayat hanyut dalam keharuan dan kegembiraan yang sudah tak bisa dihentikan lagi.

Sayangnya hal ini ternyata membuat panitia dari pihak keluarga panik dan berteriak-teriak untuk menghentikan suara takbir yang menggema semakin keras. Hal ini pun kemudian dimengerti oleh coordinator pelayat, yang segera mengambil alih kondisi dan menenangkan para hadirin untuk tetap tenang dan menjaga situasi kondusif yang telah tercipta sebelumnya.

Alhamdulillah, pelayat pun kemudian bergantian mengusung keranda jenazah untuk kemudian di bawa ke dalam rumah duka. Ketika sebagian dari pelayat berkesempatan untuk melihat jasad syuhada (insya Allah) tersebut, para pelayat melihat satu fenomena yang menggembirakan sekaligus menyedihkan.

Betapa tidak, pada satu sisi kami melihat senyuman yang mengembang sempurna dari wajah jenazah dan bau harum semerbak wangi yang tercium dari diri jenazah, pada sisi lain kami melihat bahwa jenazah tampak mengalami luka bakar yang cukup serius serta penyiksaan mayat meski pelayat tetap tidak mungkin melakukan otopsi dengan sempurna terhadap diri jenazah karena keterbatasan waktu.

Akhirnya, dengan berbagai bukti alam dan apa yang ada pada diri jenazah, pelayat dapat membuktikan sendiri kebenaran Ilahi bahwa mereka telah berjihad demi menjalankan perintah Allah dan demi kejayaan kalimat tauhid serta tegaknya syariah Islam, meski dengan teknik yang barangkali masih sulit dipahami oleh sejumlah besar kaum pergerakan-pergerakan Islam di Indonesia.

Sungguh wahai ustadz Urwah, kini engkau telah hidup abadi dengan istri yang lebih cantik dari istrimu yang ada di dunia, dengan kenikmatan sejati yang lebih luar biasa dari kenikmatan yang pernah engkau rasakan di dunia. Sungguh, ilmu-ilmu yang engkau ajarkan akan senantiasa melekat erat di hati kami, hati para perindu syahid-hati para singa Allah dan tentara-tentara Allah di langit dan bumi karena keikhlasan dan kecintaanmu pada Allah.

Minggu, 15 Agustus 2010

Cybermoslem.net "Facebook" Muslim Pertama di Indonesia


Siapa bilang muslim tidak bisa berkarya? Siapa bilang muslim Indonesia bodoh IT? Urungkan sikap pesimisme anda setelah anda membaca berita ini. Dolla Indra, putra minang kelahiran Riau berhasil menciptakan CMnet (cybermoslem.net), sebuah situs jejaring sosial muslim pertama di Indonesia.

Dolla Indra, pembuat situs jejaring itu mengutarakan, awalnya pembuatan CMnet karena iseng akibat kejenuhan terhadap situs jejaring sosial facebook.

CMnet gagasan pemuda yang baru berumur 25 tahun ini mengusung konsep gabungan antara facebook dan twitter. "Pengguna seakan-akan berada di Facebook, tapi dengan tampilan mirip twitter," katanya dari Padang, Sabtu, saat dihubungi Muslimdaily, via yahoo massenger.

Sejak dirilis pada 1 Agustus 2010, CMnet cukup mendapat perhatian luas dikalangan pengguna internet dan pemakai situs petemanan didunia maya. Didominasi tampilan berwarna hijau CMnet merupakan situs pertemanan yang di luncurkan dengan sistem opensource yang telah diedit dengan server berada di Indonesia.

Ia mengatakan, "Pembuatan CMnet selain sarana silaturahmi juga ingin menjadikannya sebagai situs jejaring sosial muslim canggih".

Memasuki hari keduabelas sejak dirilis, CMnet mendapat sambutan antusias dari pengguna internet.


Dolla Indra

Hingga saat ini tercatat sudah ratusan orang menjadi pengguna. Bahkan CMnet menjadi headline di kompasiana sebuah blog yang dikelola Kompas dengan pengunjung perharinya mencapai 19 juta.

Sempat menempuh pendidikan di Jurusan Kimia Universitas Andalas, Dolla belajar IT (informasi teknologi ) secara otodidak sejak SMA. "Tidak ada pendidikan khusus di bidang IT, hanya karena ketertarikan," kata dia.

"Bahkan ia pernah menghabiskan waktu enam jam menggunakan internet saat SMA," kenangnya.

Sejak 2006 suami dari dr. Elsesmita tersebut mendirikan perusahaan Cyber Moslem yang bergerak dibidang IT dan pembuatan web yang bergerak di Sumatera Barat .

Ia berharap kedepan CMnet akan lebih berkembang dan menjadi sarana silaturahmi dan memperdalam wawasan keislaman, "Tentunya setelah ada sponsor yang bersedia mendanai," lanjutnya.

Bagi ikhwan-akhwat muslim khususnya Indonesia, bergabunglah dengan CMnet yang bisa diakses dengan alamat www.cybermoslem.net !!!

source : muslimdaily

Selasa, 10 Agustus 2010

BELUM ADA JUDUL

Jumat, 06 Agustus 2010

Thufail Al-Ghifari - UMUR UMAT ISLAM


ketika fundamental adalah teroris dan demokrasi berorasi
dalam alunan kata rangkaian iblis
sumpah serapah untaian kata tragis liberalis
syair demokrasi memecah belah turki dan kebisuan
propaganda mata mata logika yg dustakan nilai aqidah
neraka tipu daya pluralisme agama
dari teluk ambalat hingga fenomena syiah vs sunni di irak
terdesak dari pertikaian bidak catur yg buta terkuak
pembakar intisari ukhuwah diatas ego golongan
pukul rata keluguan umat layaknya seribu ahli surga
maka bersuka citalah penemu benua amerika
ketika pengunjung kabah tak sajikan suara atas darah di palestina
berrseteru dari misteri militansi Taliban
sempurna dalam kerapuhan mata2 dari ketakwaan
ketika kapitalisme begitu manjur bersahabat dgn ketupat lebaran
dan islam menbunuh islam menjadi pahala
mereinkarnasi alasan di liang lahat slogan kekalifahan
penyeru batas propaganda da’wah palsu
berdiri diantara argumentasi rohani terbalut hawa nafsu
pemuja wadah arsitektur media kekafiran
ketika argumentasi mentahkan cerita para salafus soleh
dan serumpun jihad harus berpecah belah untuk satu alasan serupa
ketika semua merasa yg paling ahlus sunnah wal jamaah
brapa lama lagi umur umat islam

hermenetika dari omong kosong logika absurd orientalis
pudarkan makna definisi jelaga retoris
penggubris sandi alam dajjal penghinat histories
mem backup batas individualis teorikal para badut zionis
untuk setiap Molotov dari setiap botol coca cola
dan mc donal menjadi 100 0/0 halal bersenggama
berduet bersama Marlboro dan tafsir al azhar
berceritalah para anekdot ateis dalam kedangkalan syek siti jenar
dari catatan putih para penghianat tauhid
utk para pembual yg ikut membantai saudara islam kami disluruh dunia
merubah jenin menjadi diskotik baru berlabel anti teroris global
berduet bersama aril Sharon dan pemikiran liberal
bumbu paling menyedihkan ari fenomena bir bintang 0 0/0 alkohol
dan senyawa paramadina memang telah cukup membuat islam menjadi tolol/ sengketa tanah dan minyak bumi
batu bara membara membantai sesama propaganda atas umat yg tak bersalah/ saat islam membunuh islam tak lagi jadi prahara
dan setiap kuffar lebih penting menjadi saudara
menyayat duka setiap tetes mata aroma intifadoh
lupakanlah che gwevara dan syair pagi hutan Bolivia
ketika revolusi berarti demokrasi dan seks bebas
membusuk bersama argumentasi islam kiri
episode paling mutakhir salah kaprah mansour fakih

hitunglah umur umat islam ketika langit menghitam
diruang hukum yang tak perlu lagi merajam
terlupakanlah zat yag tiupkan ruh didalam rahim
foto sintesa dari budaya pendusta agama ibrahim
saat al quran hanya pengantar debu hiasan rumahmu
dari zaman kezoliman yg asingkan setiap puing kemurnian islam
ketika teroris berarti musollah dan penjaga tauhid
maka demokrasi mengambil tmpt bersama selinting ganja & jack Daniel
panorama pembakar batas hewan dan manusia
cakrawala tahajud yg tak sanggup lagi bersujud
pada dimensi ketika poligami berarti neraka
dan prostitusi menjadi hak asasi
ketika kondom fiesta menjadi solusi norma
menjamu kapitalisme dalam retorika syariat
raga dari propaganda albert pike dan ibnu arabi
lebih busuk dari argumentasi pembenaran murtad ala nafa urbach
dan consensus hak cipta sukses racuni anak bangsa
yg memasang jaring konsumerisme dari idiom professionalisme
ketika nasyid sudah tak beda lagi dgn backstreetboys
dan dewa 19 ternyata lebih harokah dari syair pagi falujah
senjata paradigma paling ironis
sejak peringatan bahaya merokok ada disetiap bungkus rokok
dan mui belum juga mengerti bahwa hak cipta adalah milik allah
fatwakan umat sekaligus membela selangkangan bill gates